Minggu, 30 Oktober 2022

Resume Pertemuan ke-26 Belajar Menulis PGRI ke-27

Resume Ke       :  26

Gelombang ke   :  27

Tanggal              :  19 Oktober 2022

Tema                  :  MENULIS ITU MUDAH

NaraSumber      :  Prof. Dr. NGAINUN NAIM

Moderator          :  YANDRI NOVITA SARI

Flyer 26 BM 27

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera untuk kita semua.

Pertemuan ke-26 BM 27 dengan tema "Menulis Itu Mudah" dipandu oleh Ibu Yandri Novita Sari sebagai moderator dan Pemateri adalah Prof. Dr. Ngainun Naim. Narasumber sangat produktif dengan tulisan-tulisan artikel beliau yang diterbitkan lewat spirit literasi.

Moderator mengawali kegiatan ini dengan memperkenalkan penulis novel terkenal J.K Rowling. Seorang penulis yang berjuang dengan imajinasi dan mimpinya yang besar. Novel Harry Potter karya novelis legendaris yang sejak muda sudah terbiasa dengan membaca buku. Kata-kata menarik dari J.K Rowling "Saya hidup untuk buku, aku adalah buku". 

Narasumber malam ini adalah seorang Guru Besar (Gubes) Bidang Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Beliau adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, S, Ag.,  M.H.I. Karya beliau sangat banyak, seperti menulis artikel, jurnal baik itu lingkup nasional dan internasional, buku solo dan antologi. Prof. Ngainun Naim, Kelahiran Tulungagung, 19 Juli 1975. Beliau adalah penggiat literasi.

Prof. Ngainun Naim, memulai dengan pertanyaan, "benarkah menulis itu mudah?" Sesungguhnya jawabannya relatif dan bersyarat. Relatif itu artinya tidak selalu mudah. Bersyarat artinya jika syarat tidak dipenuhi berarti tidak mudah.

Berikut uraian dari relatif dan bersyarat tersebut : 

RELATIF: tulisan itu banyak jenisnya. Orang yang terbiasa menulis, bahkan menulis di blog setiap hari, akan sulit saat harus menulis karya ilmiah. misalnya membuat tesis, disertasi, atau jurnal ilmiah. Sebaliknya, orang yang terbiasa menulis ilmiah, sulit juga disuruh menulis populer seperti membuat catatan resume. Orang yang terbiasa menulis ilmiah, akan sulit jika disuruh nulis fiksi. 

Maka menulis akan mudah jika kita menulis sesuatu yang sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan kita. Jika belum terbiasa, maka bisa dimulai dari menulis hal-hal yang diketahui dan dialami sehari-hari. Ini bisa mudah. Bisa menikmati proses menulis, khususnya menulis yang ringan dan berkaitan dengan keseharian, mulai dari yang bisa dulu contoh nya melalui tautan https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/632702eb4addee48082e8772/menulis-di-hp-bloknote-dan-laptop, contoh proses menulis yang sederhana di Kompasiana, tentang bagaimana proses Prof. Ngainun Naim menulis.

Prof. Ngainun Naim, menyampaikan syarat untuk Menulis :

1. MOTIVASI.

Kita semuanya bisa menulis. Kita kan sudah bisa membaca, menulis, pernah sekolah. Ini lebih dari cukup untuk bisa menulis. Jika ingin menulis, abaikan semua jenis ketakutan. Takut jelek, takut kurang bagus, takut dibaca ahlinya. Cuek saja. Tugas penulis itu ya menulis. Pokoknya menulis. Setelah selesai, tugas selanjutnya adalah menulis tulisan baru. Begitu seterusnya. Kata para ahli, musuh terbesar itu diri sendiri. caranya adalah dengan membangun MOTIVASI.  

Pokoknya kalau semangat tinggi, nulis itu pasti jadi, Mulai sekarang mari bangun sendiri  Motivasi. Pokoknya bersemangat menulis.Tentukan motivasi menulis apa.  Bisa tentang karir yang  utama, dengan bisa menulis karir kita akan lancar.

2. Menulis itu anugerah

Menulis itu disebut anugerah jika hanya orang tertentu yang MAU dan MAMPU menulis. Ada yang MAU tapi tidak mampu, ada yang MAMPU tapi tidak mau. Jadi kita harus mensyukuri anugerah bisa menulis dengan kembali menulis.

3.  Menulis memberikan banyak keajaiban dalam hidup

Capaian karir beliau sekarang ini, selain anugerah Allah, juga karena  menulis, saat kuliah S1 beliau hampir DO, karena tidak ada biaya. melalui tautan https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/04/aku-agus-dan-jual-susu-keliling.html Ini kisah Prof. Ngainun Naim  yang sampai harus jual susu segar keliling demi menyelesaikan kuliah. Jika sekarang bisa menjadi guru besar, itu "keajaiban" menulis.

4.  Jangan mudah menyerah

5.  Berjejaring

Pada grup ini kan berjejaring Jadi manfaatkan kesempatan berjejaring. Bisa bikin blog, itu membuat menulis mudah. Rajin isi blog, itu juga membuat menulis mudah.

Selanjutnya Moderator Ibu Yandri menyampaikan "Bagaimana saat kita  sudah semangat semangat nya menulis, tiba tiba dipertengahan tulisan kita mengalami kesulitan seperti kehilangan ide. Nah bagaimana cara mengatasi nya prof?"  Caranya ya menulis dengan topik: apa, mengapa, dan bagaimana kita kok bisa kehilangan ide. Itu kan bisa juga jadi tulisan.

Selanjutnya pada sesi tanya jawab berikut beberapa jawaban Prof. Ngainun Naim:

  1. Keterampilan menulis dapat diasah dengan menulis sebanyak-banyaknya, dan trampil menulis itu jika kita tidak lagi berfikir apa yang akan kita tulis.
  2. Malu akan tulisan yang jelek, kita harus bisa menundukkan rasa malu tersebut, karena kalau tidak sampai pensiun dan bahkan sampai meninggal pun tidak ada tulisan yang bisa dibuat.
  3. Kebiasaan membaca adalah bagus sekali dan sebagai awal dari menulis mulailah dari dari sesuatu yang kita bisa bukan dari sesuatu yang kita harus bisa. Mulai dari sesuatu yang realistis dan bukan dari sesuatu yang idealis.
  4. Saat menulis lakukan menulis saja, tidak boleh menulis sambil mengedit karena akan selalu dihapus dan kurang pas, sehingga sampai akhir tidak ada tulisan yang selesai. Setelah ada waktu jeda baru dilakukan pengeditan.
  5. Dalam menulis tidak selalu menggunakan laptop tapi bisa menggunakan aplikasi di HP, setelah membuka tautan di Kompasiana ternyata aplikasi tersebut diantaranya ColorNote.
  6. Kita perlu mempunyai manajemen waktu yang baik, karena tidak akan pernah punya waktu yang khusus untuk menulis. Menuliskan aktifitas apa yang harus diselesaikan hari ini, perlu memanfaatkan waktu 10 sampai 15 menit dan dilakukan dengan konsisten dan berulang-ulang. Memanfaatkan diselah-selah waktu di perjalanan, rapat, mengajar, seminar selalu memanfaatkan waktu untuk menulis, semua tergantung bagaimana memajemen waktu. Dengan sedikit demi sedikit seperti orang ngemil, dan nikmati prosesnya, membayangkan bagaimana buku kita banyak dibaca orang.
  7. Saat menulis ada ide-ide yang tiba-tiba hilang dan tulisan tidak selesai-selesai. Ide yang ada perlu dicatat dan ditulis karena yang dipikirkan bisa hilang catatan mengingatkan. Catatan tidak bisa hilang. Dan menyarankan agar menulis setiap hari walaupun hanya satu paragraf. Karena kalau tidak setiap hari maka kita akan memulai lagi dan ini yang resanya berat sekali. Jangan dibiasakan menunda apabila ada ide yang muncul, karena ide adalah anugerah yang wajib disyukuri dengan menuliskan ide tersebut.
  8. Apabila ada ide tapi susah untuk memulainya. Bisa dimulai dengan menggunakan ColorNote yang menggunakan tulisan diketik, atau menggunakan rekaman yang nanti dapat diubah menjadi tulisan.
Demikian resume pertemuan ke 26 ini semoga bermanfaat untuk semuanya khususnya bagi saya yang sedang dalam proses belajar menulis dengan benar, Terima kasih kepada Prof. Ngainun Naim atas sharing materinya yang sangat berharga dan Ibu Yandri Novita Sari yang telah membersamai kami perserta BM 27. Terima kasih kepada Om Jay yang selalu memberikan semangat untuk menulis kepada kami peserta KBM 27 semoga semuanya sehat dan sukses selalu Aamiin 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis : Priyadi, S.Pd
Peserta BM 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar dan masukan yang diberikan

Resume Pertemuan ke-30 Belajar Menulis PGRI ke-27

  Resume Ke          :  30 Gelombang ke   :  27 Tanggal              :  28 Oktober 2022 Tema                 :   DIGITALISASI GERAKAN LITERA...