Resume Ke : 10
Gelombang ke : 27
Tanggal : 12 September 2022
Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Nara Sumber : Sudomo, S.Pt.
Moderator : Sigid Purwo Nugroho
|
Flyer Pert.10 BM27 |
Pada Pertemuan ke-10 Pelatihan BM PGRI Gelombang ke-27 ini didampingi oleh Moderator Bapak SIgod Purwo Nugroho, dan Narasumber Bapak Sudomo, S.Pt dengan Tema "Kiat Menulis Cerita Fiksi" . Profil Narasumber kali ini adalah seorang pencinta formula fisika, Gejala Alam Semesta, Telah menulis dan menerbitkan lebih dari 10 buku, mulai tahun 2012. Bertugas di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat,
Diawalai dengan perkenalan oleh Moderator yang memperkenalkan Narasumber dan dilanjutkan dengan penayangan link Youtube materi "Menulis Cerita Fiksi itu Mudah" https://youtu.be/dXX9RWxT_u8. beberapa saat menyimak tayangan video yang berisi materi tentang Kiat-kiat untuk menulis Fiksi supaya mudah. berikut materi yang disampaikan,
1. Mengapa Harus Belajar Menulis Fiksi ?
- Adanya penilaian Literasi Teks Fiksi dalam aspek penilaian Asesment Kompetensi Minimal (AKM)
- Sepagai salah satu cara menemukan passion dalam menulis
- Sebagai upaya untuk penyembuhan
- Untuk mengeksplorasi kemampuan menulis
2. Syarat-syarat Menulis Cerita Fiksi adalah :
- Komitmen dan Niat yang Kuat,
Komitmen dan niat yang kuat berkaitan dengan usaha untuk mempelajari dan menyelesaikan apa yang telah dimulai.- Kemauan dan Kemamouan melakukan riset.
Riset dalam cerita fiksi berfungsi untuk mendukung alur cerita yang dibuat, bisa literatur atau lapangan. Riset fiksi tidak harus seilmiah tulisan fiksi- Banyak membaca cerita fiksi.
Dengan banyak membaca cerita fiksi kita dapat memperoleh gambaran teknik penulisan, gaya bahasa dan menambah kosa kata.- Mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Bagian ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kompetensi diri dalam swasunting setelah selesai menulis cerita fiksi.- Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.
Dengan pemahaman dasar menulis fiksi yang kuat akan memudahkan dalam membiasakan diri menulis cerita fiksi.- Menjaga konsistensi menulis.
Konsistensi dalam menulis akan membuat kita menemukan gaya penulisan sendiri.
3. Bentuk Cerita Fiksi terdiri dari :
- Fiksimini, yaitu Beberapa kata yang menggambarkan satu cerita utuh.
Contoh : - MODAL NEKAT. Sekarang ia bisa mendapatkan bonus mobil mewah namun mendadak hilang, saat ia terbangun.
- Flash Fiction, yaitu Jumlah kata khusus, misalnya 50 kata, 100 kata dan seterusnya
- Pentigraf, yaitu cerita pendek tiga paragraf
- Cerpen, yaitu cerita yang jumlah kata kurang dari 7.500 kata
- Novelet, yaitu cerita yang jumlah kata mulai 7.500 sampai 17.500 kata
- Novela, yaitu cerita yang jumlah kata antara 17.500 sampai 40.000 kata
- Novel, yaitu cerita yang jumlah kata lebih dari 40.000 kata.
4. Unsur Pembangun Cerita, terdiri dari :
- Adalah Ide pokok cerita.
- Tips menentukan tema: Dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis,
bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas.
- Cara menentukan tema: Menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan
nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati.
- Contoh Tema: Berkah kejujuran, Pendidikan dan kemiskinan, Persahabatan tiga anak SD, Pengalaman siswa selama Belajar di Rumah, Perjuangan guru selama
Pembelajaran Jarak Jauh.
- Ringkasan cerita dalam satu kalimat.
- Unsur-unsur premis: karakter, tujuan tokoh, rintangan/ halangan, dan resolusi.
- Cara membuat premis: tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh.
- Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA.
- Struktur rangkaian kejadian dalam cerita. - Macam-macam Alur : Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis.
- Unsur-unsur alur/plot : Pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak / klimaks, penyelesain / ending.
- Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah ergantung pada jenis alur yang dipilih.
- Penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detil karakter dalam cerita. - Macam-macam tokoh: protagonis, antagonis dan tritagonis.
- Teknik penggambaran tokoh : analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan t tokoh, tata bahasa tokoh dan penggambaran oleh tokoh-tokoh lain - Penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. - Jenis-jenis latar : latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material dan latar integral.
- Cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita.
- Macam-macam sudut pandang diantara : Orang Pertama Tunggal. Orang Pertama Jamak, orang kedua, Orang ketiga Tunhggal, orang Ketiga Jamak dan Campuran
5. Kiat-kiat Menulis Cerita Fiksi
Mampu memotivasi diri untuk memuali dan menyelesaikan tulisan Sebagai upaya untuk menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan - Segera catat saat ide muncul - Menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi
- Pemilihan genre sesuai dengan yang disukai dan dikuasai
- Kerangka dibangun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. - Menemukan tema agar pembaca mengerti lingkup serita fiksi kita
- Membuat Premis sesuai tema
- Menentukan uraian alur / plot berdasarkan unsur-unsurnya
- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik.
- Menentukan latar / setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detil
- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.
- Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik) - Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca,
- Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh.
- Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
- Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
- Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
- Membuat ending yang baik.
- Swasunting dilakukan setelah selesai menulis. - Tidak menulis sambil mengedit,
- Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan dan logika cerita.
- Berusaha menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisannya sendiri.
- Selalu menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Demikian Resume pertemuan ke-10 Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang ke-27. Semoga tulisan resume ini bermanfaat bagi saya sendiri dan pembaca yang ingin mendalami penulisan cerita fiksi dengan baik dan terus menerus. Terima kassih kepada narasumber dan moderator BM 27 pertemuan ke-10 ini sehingga dapat menambah wawasan tentang penulisan cerita fiksi.
Penulis : Priyadi, S.Pd
Peserta Pelatihan BM PGRI 27
Cakeeep
BalasHapusMantap, moga jadi buku solo.
BalasHapus